Sahabat hijau, kesempatan kali ini saya akan mencoba berbagi informasi seputar Apar. Adapun daftar isi dari bahasan tersebut yaitu:
2. Dasar hukum penggunaan Apar di Indonesia
3. Sejarah adanya Apar
4. Bagian-bagian dari Apar
5. Jenis-jenis Apar
6. Ukuran Apar
7. Cara menggunakan Apar
8. Cara Inspeksi Apar
9. Cara memasang Apar (Berdasarkan Permenakertrans No : PER.04/MEN/1980)
Ok, langsung saja ke bahasan yang pertama!
1. Pengertian Apar
Apar atau Alat Pemadam Api Ringan adalah alat pemadam kebakaran berupa tabung (biasanya berwarna merah) yang di dalamnya berisi tekanan air, foam, dry chemical, atau CO2 yang berfungsi untuk penanganan secara dini suatu kebakaran (kebakaran ringan). Apar merupakan alat pemadam kebakaran yang mudah digunakan, karena hanya cukup oleh satu orang dalam pengoperasiannya. Di dalam bahasa inggris sendiri Apar disebut juga Fire Extinguishers.
2. Dasar hukum penggunaan Apar di Indonesia
Di Indonesia penggunaan Apar ada aturannya sendiri, regulasi atau peraturan yang mengatur dalam penggunaan Apar yaitu:
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASINo : PER.04/MEN/1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN
3. Sejarah adanya Apar
Pada sekitar tahun 200 SM, Ctesibius of Alexandria menemukan sebuah pompa tangan yang mampu mengirimkan air ke api dan diketahui bahwa orang Romawi menggunakan rantai ember, ember dikirim dari tangan ke tangan untuk mengirimkan air ke api. Kemudian, di pertengahan Abad, 'teknik menyemprotkan' mulai digunakan untuk mengaplikasikan pancaran air ke api. Semprotan bekerja seperti pompa sepeda. Alat itu dicelupkan ke dalam air sampai sekitar satu liter air tersedot.
Penyiraman digunakan pada Kebakaran Agung 1666 di London. Versi pertama dari alat pemadam api portabel modern ditemukan oleh Kapten George William Manby pada tahun 1819, yang terdiri dari bejana tembaga dari 3 galon (13,6 liter) larutan abu mutiara (potasium karbonat) dengan tekanan udara.
Sekitar tahun 1912 Pyrene memelopori pemadam karbon tetraklorida atau CTC, di mana cairan dikeluarkan dari wadah kuningan atau krom dengan pompa tangan, ke api. Ukurannya biasanya terdiri dari 1.1 L, 0,6 L, dan juga dibuat sampai dengan 9 L. CTC menguap dan memadamkan api dengan menggunakan reaksi kimia. Pemadam ini cocok untuk kebakaran cair dan listrik. Produk sampingan uap dan pembakaran sangat beracun dan kematian memang terjadi akibat penggunaan alat pemadam ini saat pengaplikasian di ruang tertutup.
Abad ke-19 terlihat penemuan alat pemadam asam soda, di mana silinder berisi 1 atau 2 galon air yang mengandung sodium bikarbonat di dalamnya. Di dalam silinder adalah botol berisi asam sulfat pekat. Botol asam dipecah oleh salah satu dari dua alat tergantung pada jenis alat pemadam. Salah satu melibatkan penggunaan plunger yang mematahkan botol asam, sementara yang kedua melibatkan pelepasan bung timah yang menahan botolnya tertutup. Setelah asam dicampur dengan larutan bikarbonat, gas karbon dioksida akan dikeluarkan dan kemudian akan menekan air. Air bertekanan dipaksa dari tabung itu melalui selang pendek dan nosel. Lalu asam yang terkandung dinetralkan oleh sodium bikarbonat.
Pertengahan abad ke-20 jenis pemadam modern muncul dengan menggunakan zat pemadam yang beragam. Pabrikan alat pemadam umumnya menggunakan beberapa jenis bejana bertekanan untuk menyimpan dan melepaskan bahan pemadam.
4. Bagian-bagian dari Apar
Jika dilihat dari tipe bentuk komponen yang terangkai, Apar ini dibedakan menjadi dua tipe.Tipe 1
![]() |
sumber gambar: firesafe.org.uk |
Jenis alat pemadam api pertama bertekanan udara sampai sekitar 10 bar, lima kali tekanan ban mobil, dari kompresor.
Tipe 2
![]() |
sumber gambar: firesafe.org.uk |
Jenis kedua adalah jenis "kartrid gas" yang beroperasi dengan cara yang sama, namun sumber tekanannya adalah tabung kecil gas karbon dioksida (CO2) 130 bar, bukan di udara.
5. Jenis-jenis Apar
1) Jenis Cairan/Water
![]() |
sumber gambar: safelincs.co.uk |
Jenis apar ini merupakan Apar yang berisi air dengan tekanan tinggi. Apar jenis ini merupakan apar yang sangat ekonomis. Fungsi dari Apar ini yaitu untuk memadamkan kebakaran terhadap bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A).
2) Jenis Busa/Foam (AFFF)
![]() |
sumber gambar: fsafelincs.co.uk |
Apar jenis ini merupakan Apar yang berisi bahan kimia berbentuk foam. Apar jenis ini cocok diaplikasikan pada kebakaran kelas A dan kebakaran kelas B (kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya). Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang keluar dari Apar akan menutupi permukaan benda yang terbakar, sehingga oksigen disekitar api akan terisolasi sehingga api tersebut pun mati. Selain itu, foam juga berfungsi untuk menghambat pergerakan aliran minyak/alkohol, atau lainnya agar tidak menyebar ke tempat yang lebih luas lagi.
3) Jenis Serbuk Kimia/Dry Chemical Powder
![]() |
sumber gambar: fsafelincs.co.uk |
Jenis Apar ini berisi serbuk kimia yang diberikan tekanan tinggi. Biasanya serbuk tersebut berwarna merah muda. Apar jenis ini cocok untuk memadamkan kebakaran kelas A, B, dan kebakaran kelas C (kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang bertegangan).
4) Jenis Karbon Dioksida/Carbon Dioxide (CO2)
![]() |
sumber gambar: fsafelincs.co.uk |
Apar jenis ini berisi tekanan gas CO2. Dilihat dari bentuknya, jenis apar ini memiliki perbedaan yang jelas terlihat terutama pada bentuk hose nya. Hose jensi apar ini mempunya nozzle yang berdiameter lebih besar. Apar Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan). Apar ini cocok digunakan untuk kebakaran pada alat-alat elektronik, karena sifat CO2 yang disemburkan tidak akan merusak alat-alat elektronik seperti komputer, TV, dan lainnya.
6. Jenis ukuran Apar
Selain tipe dan jenis isi dari apar yang berbeda-beda, Apar juga memiliki ukuran yang berbeda-beda. Apar yang berukuran kecil biasanya digunakan untuk antisipasi kebakaran di dalam mobil, sampai Apar yang berukurang paling besar yaitu biasanya digunakan untuk antisipasi kebakaran di areal pom bensin. Berikut adalah jenis-jenis ukuran Apar.
- Ukuran 1,5Kg
- Ukuran 3 Kg
- Ukuran 3,5 Kg
- Ukuran 4 Kg
- Ukuran 4,5 Kg
- Ukuran 6 Kg dan,
- Ukuran 9 Kg.
7. Cara menggunakan Apar
- Cek label jenis apar
- Tarik segel Apar
- Tarik Safety Pin
- Pegang ujung Nozzle dengan tangan kanan (tangan kiri untuk yang kidal/disesuaikan dengan kenyamanan)
- Pegang operating levers dengan tangan kiri (tangan kanan untuk yang kidal/disesuaikan dengan kenyamanan)
- Cek isi Apar (dengan menyemprotkan isi Apar sedikit)
- Arahkan semprotkan apar tepat di pangkal api.
- Teruslah menyemprot sampai benar-benar api mati
8. Cara inspeksi Apar
- Periksa secara visual alat pemadam kebakaran dari korosi dan kerusakan.
- Cek Pin pengaman dan segel pengaman
![]() |
sumber gambar: Fireco Fire Safety & Building Compliance Whangarei |
- Pembacaan alat pengukur tekanan (jarum harus berada di area hijau (Gambar 2). Hal ini tidak berlaku untuk alat pemadam api CO2)
![]() |
sumber gambar: Fire Safety Sunshine Coast |
- Periksa apakah petunjuk pengoperasian pada alat pemadam terbuka dan mudah dibaca.
- Lepaskan selang pembuangan dan periksa penyumbatan dan korosi
- Cek label service Apar, cek kondisi kadaluarsa Apar
- Bolak-balikan posisi apar ke atas dan ke bawah, berfungsi agar cairan atau dry chemical yang terdapat di dalam tabung tidak menggumpal
- Pastikan penyangga dinding terpasang kencang dan dalam kondisi baik sebelum memasang kembali alat di dinding.
- Disarankah inspeksi dilakukan dalam 1 bulan sekali. (Berdasarkan regulasi minimal 6 bulan sekali)
9. Cara memasang Apar
(Berdasarkan Permenakertrans No : PER.04/MEN/1980)
- Harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
- Pemberian tanda harus sesuai peraturan Permenakertrans No : PER.04/MEN/1980 Lampiran I
- Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
- Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
- Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
- Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
- Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
- Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti tersebut tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati.
- Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut harus disesuaikan dengan besarya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
- Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
- Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.
- Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.
Semoga bermanfaat!
Refrensi:
Refrensi:
https://www.firesafe.org.uk/history-of-fire-extinguishers/
https://www.extinguisheradvice.org.uk/how-extinguishers-should-be-serviced.php
https://www.extinguisheradvice.org.uk/how-extinguishers-should-be-serviced.php
Permenakertrans No : PER.04/MEN/1980
Terimakasih telah berkomentar dengan sopan :)
EmoticonEmoticon