Generasi Langit Biru: Wasiat - Radarhijau

Zero Waste, Health, Science, Movie, Business and Tips!

Latest Update
Fetching data...

Saturday, November 4, 2017

Generasi Langit Biru: Wasiat

Wasiat
19 Januari 2012. Malam ini hujan turun sangat deras. Kubuka gorden jendelaku, mengintip suasana luar. Langit begitu gelap. Jangankan bintang, cahaya lampu jalan pun terlihat samar-samar. Jam dinding menunjukan pukul 11 malam, mataku terasa berat. Ingin rasanya aku cepat merebahkan badanku ke kasur. Hari ini memang sangat melelahkan.

Perlahan Aku mulai menutup mata. Belum juga lima detik, seketika Aku terbangun. Aku teringat satu hal. Hadiah ulang tahunku yang belum sempat Aku buka. "Hey.. you, come on.. besok saja" Aku mulai dihebohkan dengan fikiranku sendiri. Tapi ini adalah kado spesial. Kado dari Almarhum Kakekku. Sebelum meninggal, beliau menitipkan 7 kado yang diberikan satu per satu di hari ulang tahunku dan ini merupakan kado terakhir. Tepat di hari ulang tahunku yang ke-17.

Akhirnya Aku kalah dengan kemauan fikiranku. Aku bergegas bangun. Kado ini terlihat lebih besar dan terasa berat dari kado-kado sebelumnya. Aku rasa isinya sangat spesial. Semakin penasaran, aku langsung membuka kado itu. Kalian mau tahu apa isinya? Isinya seperti biasa, yaitu selembar surat. Tapi ada satu lagi, dan ini yang membuat kadonya nampak besar dan terasa berat. Sebuah Foto beserta bingkainya. Foto sebuah pemandangan kebun bunga matahari. Semua bunga itu terlihat indah merekah serempak menatap ke satu titik yang sama, mentari. Langit di foto itu pun terlihat sangat biru. Aku merasakan aroma kedamaian.

Entah mata ini seakan terkena hipnotis. Rasa kantuk hilang dengan sekejap. Aku baca surat itu.

Untuk Cucuku yang sekarang berusia 17 tahun. Ini merupakan kado terakhir dari Kakek. Bukanlah sebuah mainan atau uang. Jika kau menanyakan sebuah warisan, ini adalah warisan yang kakek berikan untukmu. Sebuah Foto. Foto ini kakek ambil saat kakek seusiamu. Itu adalah kebun bunga matahari milik kakek, yang kini sudah berubah menjadi rumahmu sekarang. Kakek ingat betul, saat itu cuaca sangat cerah, angin membelai manja dan bunga-bunga itu terlihat sangat gembira. 
Nak, Kakek harap suasana seperti ini akan selalu ada selamanya. Kebahagiaan yang sejati bukanlah sebuah harta yang melimpah. Semua akan hilang sekejap. Tapi keindahan alam merupakan milik bersama yang sejatinya akan selalu ada, asalkan kita jaga dan perjuangkan. Semua berhak merasakan indahnya alam, begitupun Kamu, dan anak cucumu kelak nanti. Satu hal yang perlu Kamu ingat Nak, menjaga alam merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan.
Tak terasa Aku meneteskan air mata. Cengeng sekali Aku ini. Tapi, serius ini sangat menyentuh hatiku. Aku ingat betul, dulu waktu Kakek masih hidup, Ia sering sekali memberiku sekuntum bunga matahari. Hal yang paling membuatku sedih bahkan menyesal adalah ketika dulu Dia memberiku bibit bunga matahari untuk ditanam, dan Aku malah menolaknya dengan nada kasar 😢. 

Keesokan harinya. Aku pajang foto itu di kamarku. Terimkasih Kakek, ini merupakan kado terindah. Aku akan selalu ingat wasiatmu Kek. Aku sudah tidak sabar lagi untuk bergegas keluar rumah, menatap langit itu. Langit yang sama, seperti yang Kakek abadikan di foto.

Aku pun membuka pintu rumah. Sampah dan lumpur berserakan dimana-mana. Ranting pohon banyak yang patah. Bahkan ada pohon kecil di sisi jalan yang tumbang. Hujan tadi malam benar-benar deras. Aku tidak mengerti, mengapa masih ada hujan di musim kemarau.

Siang ini Aku jadi malas untuk pergi keluar rumah, padahal hari ini adalah Minggu. Aku putuskan untuk menonton TV di ruang tengah. Ada satu berita di TV. Berita itu menjelaskan fenomena cuaca, Cuaca yang tak menentu. Ternyata cuaca yang tidak menentu ini merupakan gejala alam yang rusak. Aku dengar dari pembawa acara itu menjelaskan bahwa pengaruh gas-gas berbahaya di udara lah yang mengakibatkannya. "Apakah Aku terlambat?" Aku seketika teringat foto yang diberikan Kakek.
Waktu terus berlalu, sekarang usiaku sudah genap 32 tahun. Alam ini tak ada yang banyak berubah, malah sedikit lebih mengkhawatirkan. Cuaca sudah tak bisa diprediksi lagi, banyak fenomena alam yang aneh kerap terjadi di belahan dunia. Tapi, Aku melihat orang-orang mulai memperdulikan lingkungan. Banyak gerakan pro lingkungan. Aku sedikit lega melihatnya, ternyata aku tidak sendiri dalam memperjuangkan alam ini.

Sekarang Aku sudah berkeluarga. Istriku cantik, dan Aku sudah mempunyai jagoan yang sekarang duduk di bangku SMP kelas satu. Dilan namanya, anak yang selalu ingin tahu. Mengantarkannya ke sekolah adalah rutinitasku sebelum pergi ke kantor. Aku dan Dilan pun berangkat menggunakan motor maticku. Terpaksa Aku harus memakai sepedah motor, karena menggunakan mobil sama saja seperti bunuh diri. Macet di ibukota sudah tidak ketulungan lagi. 

Sepanjang perjalanan Dilan selalu melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepadaku.
"Pah, kenapa sih Jakarta itu panas?".
"Ya Kamu tahu sendiri, di Jakarta itu jarang sekali ada pohon besar, yang ada gedung-gedung besar dan ribuan kendaraan bermotor. Kamu tahu tidak, bahwa kendaraan bermotor lumayan besar loh menyumbang polusi di udara".
"Wah beneran pah? kalau begitu besok kita jalan kaki saja pah".
"Yaa... Bukan begitu juga, sekolah kamu kan jauh".
"Andai saja Jakarta bisa sesejuk Puncak Bogor ya Pah.., Dilan sudah lama gak pergi ke kebun teh"

"Sepertinya bensin Papah sudah mau habis, Papah isi bensin dulu ya" Kubelokan mobil ke arah pom bensin. Lagi-lagi Dilan bertanya.
"Pah, ko jenis bensin ada banyak sih? bukannya sama saja ya? sama-sama bensin?"
"Ya beda atuh, tapi ada satu jenis bensin yang ajaib loh"
"Ajaib? Apa itu pah?"
"Bensin Jenis Pertamax. Pertamax itu lebih ramah lingkungan. Sangat sedikit menghasilkan COx dan NOx dibandingkan dengan jenis-jenis bensin lainnya. Tau COx dan NOx gak?"
"Tau dong... Aku udah belajar itu di mata pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup). Oke deh, berarti kita wajib pake Pertamax ya Pah, biar Jakarta gak panas lagi 😀"

Aku hanya bisa tersenyum. Entah kenapa Aku merasakan haru yang membiru. Melihat anaku sudah merasakan kepekaan terhadap lingkungan. Aku bahagia.

"Dilan, Kamu mau janji gak sama papah?"
"Janji apa pah?"
"Kamu harus bisa buat Jakarta ini sesejuk Puncak Bogor 😉"
"Hmmmm... Oke! Siapa takut!"

Jika kita yang tak memulai rasa peduli, mau siapa lagi?
Jika kita yang tak memupuk rasa saling memiliki, mau siapa lagi?
Bumi ini bukan miliku, bukan milik anakku, bahkan bukan pula milik kakekku,
tapi milik Kita 
Keindahan alam adalah hak kita bersama
Selagi ada pilihan untuk berubah menjadi lebih baik, kenapa tidak?
Yuk mulailah peduli terhadap lingkungan.
Birunya langit adalah milik kita bersama
Ramah lingkungan? Siapa takut?
#KobarkanKebaikan
#GenLangitBiru
Poster #genlangitbiru Wasiat
_____________________________________________________________________________________________________________

Nah itu dia Sahabat Hijau, sepenggal kisah yang semoga bisa memberikan inspirasi. Buat Sahabat hijau yang masih belum paham mengenai perbedaan antara bahan bakar Premium dan Pertamax. Berikut Aku jelaskan sedikit. Yuk kita simak!

 

Eco Solution: Pertamax Sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pernahkan Sahabat mengisi bensin? atau menemani seseorang mengisi bensin? Apa yang sahabat ingat dari kegiatan mengisi bensin?

Dimulai nari Nol ya Pak/Bu..
Kalimat itu pasti sudah terpatri di ingatan kita semua. Tapi, kali ini kita tidak akan membahas mengenai kalimat itu.

Semua bensin tentunya bisa digunakan, "yang penting kendaraan kita jalan :D"
Tapi, masih pantaskah kita bersikap egois? 
Ko egois? Yap, mementingkan diri sendiri. Kita harus ambil hikmah dari cerita "Wasiat" di atas. Betapa inginnya Sang Kakek melihat anak cucunya bisa merasakan birunya langit tanpa polusi. Kita sebagai generasi millenial tentunya harus lebih peka terhadap lingkungan. 

Polusi udara semakin meningkat seiring bertambahnya keberadaan kendaraan bermotor. Bukan kendaraannya yang membuat polusi, tetapi gas sisa pembakaran dari bahan bakar kendaraan itulah yang menyebabkan polusi. Bahan bakar kendaraan yang digunakan kendaraan terdiri dari beberapa jenis, di pasaran perbedaannya ditunjukkan dengan nilai oktan. 

Research Octane Number (RON)

Pertamax memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) 92, berbeda dengan Premium yang hanya memiliki nilai oktan 88. Selain mampu menerima tekanan pada mesin kompresi tinggi, pertamax juga merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Bahan bakar yang bebas timbal serta menghasilkan Nox dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit. Lebih jelasnya Kita dapat lihat perbedaan Pertamax dan Premium dalam tabel di bawah ini:

RON 92 (Pertamax)
RON 88 (Premium)
Mampu menerima tekanan pada mesin kompresi tinggi
Mudah menyebabkan knocking (tenaga mesin berkurang), sehingga terjadi pemborosan
Bebas Timbal
Membuat mesin cepat rusak
Memiliki Zat Adiktif (membuat mesin bersih)
Tidak memiliki Zat Adiktif
Jumlah NOx dan COx yang dihasilkan  lebih sedikit
Jumlah NOx dan COx yang dihasilkan  lebih banyak
Ramah lingkungan
Tidak Ramah Lingkungan
Sumber: aturduit.com

Wahyu Eko Saputra dkk dalam jurnalnya menjelaskan bahwa nilai oktan dari bahan bakar merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kesempurnaan pembakaran di dalam mesin. Salah satu upaya dalam peningkatan kesempuraan pembakaran yaitu dengan melakukan penambahan zat adiktif. Zat adiktif juga berperan dalam meningkatkan performa dan efisiensi mesin. I W Budiarsa Suyasa dkk dalam jurnalnya juga menyebutkan bahwa perbedaan nilai oktan bahan bakar berpengaruh signifikan terhadap karakteristik emisi gas buang yang keluar ke lingkungan.

Coba kita perhatikan berapa banyak cemaran COx dan NOx yang mencemari langit kita. Dian Nur Wijayanti (2011) seorang mahasiswi UI dalam skripsinya menyebutkan bahwa konsentrasi NO2 yang diakibatkan transportasi di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat sudah melewati nilai baku mutu yaitu sebesar 109,82 ug/m3 dan 106,77 ug/m3. 

Pemanasan Global

Polusi udara akibat dari peningkatan penggunaan jumlah kendaraan bermotor yang mengeluarkan gas-gas berbahaya akan sangat mendukung terjadinya pencemaran udara dan salah satu akibatnya adalah adanya pemanasan global (Arifin, 2009). Pemanasan global ini sungguh sangat mengerikan, bisa mengakibatkan dampak-dampak negatif. Berikut adalah uraian Ramli Utina (Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo) dalam jurnalnya mengenai dampak negatif dari pemanasan global.

Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan:

1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. 
Peristiwa ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam. Ini sangat mengerikan, bayangkan saudar-saudara kita yang tinggal di pesisir pantai, rumah mereka terancam hilang akibat peristiwa ini.

2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. 
Perubahan iklim menyebabkan musim sulit diprediksi. Ini sama persis yang dialami tokoh dalam kisah "Wasiat" di atas.

3. Punahnya berbagai jenis fauna. 
Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna. Ternyata bukan karena pemburu saja ya, cuaca yang buruk juga dapat mempengaruhi kepunahan.

4. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan produktivitas primer 
Sejumlah hewan melakukan migrasi untuk menemukan habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut (yang membawa nutrien dan migrasi ikan).

5. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
Ini masih berkaitan dengan dampak cuaca ektrim yang sulit diprediksi.

6. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya.

7. Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin 
Menyebabkan terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpegaruh pada migrasi ikan, sehingga memberi dampak pada hasil perikanan tangkap.

8. Berubahnya habitat 
Memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit tropis.

9. Mengancam kerusakan terumbu karang 
Kerusakan yang terjadi di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina.

Lihatlah, betapa banyaknya dampak negatif yang terjadi. Ini sungguh memperihatinkan. Satu lagi, saat Aku kuliah di mata kuliah Kualitas Udara, Aku ingat bahwa cemaran Nox juga dapat mengakibatkan hujan asam. 

Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith (1872) dalam Kupchella (1989) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah daerah industri dibagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butirbutir air di awan.

Hujan asam terjadi dilapisan troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO)3, keduanya merupakan asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas NOx. Nah, NOx inilah yang dihasilkan dari sisa pembakaran bahan bakar tadi.


Saat pembakaran BBF (Bahan Bakar Fosil), sebagian NOx berasal dari nitrogen yang terkandung dalam BBF yang teroksidasi menjadi NOx. Sebagian lagi berasal dari nitrogen yang terdapat dalam udara yang terdiri dari 80% gas nitrogen. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-40% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam minyak ringan dan gas. Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak NOx yang terbentuk (Soemarwoto, 1992).

ilustrasi dari proses terjadinya hujan asam
Dok. Pribadi

Gambar di atas merupakan contoh ilustrasi dari proses terjadinya hujan asam. Gas-gas polutan seperti SO2, SOx, NO2, HNO2, dll berkumpul di lapisan troposfer (lapisan terjadinya peristiwa hujan). Gas tersebut berakumulasi bersama awan pembentuk hujan. Ketika awan itu sudah jenuh, maka terjadilah hujan yang sudah terkontaminasi gas polutan.

Berikut ini adalah dampak negatif yang dihasilkan oleh hujan asam:

dampak negatif yang dihasilkan oleh hujan asam
Dok. Pribadi

dampak negatif yang dihasilkan oleh hujan asam
Dok. Pribadi

dampak negatif yang dihasilkan oleh hujan asam
Dok. Pribadi

dampak negatif yang dihasilkan oleh hujan asam
Dok. Pribadi

dampak negatif yang dihasilkan oleh hujan asam
Dok. Pribadi

Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC)

Proyek yang bertempat di Revinery Unit (RU) IV Kilang Cilacap Jawa Tengah ini merupakan proyek Pertamina dalam meningkatkan kualitas BBM dari Premium (RON 88) menjadi Pertamax (RON 92) . Jujur, mendengar hal ini Aku sangat senang sekali. Aku rasa mimpi sang Kakek perlahan akan terwujud 😇. Proyek ini dijalankan sejak tahun 2015 dan diperkirakan mulai beroperasi di akhir tahun 2018.

Satu hal yang membuatku bangga akan Pertamina. Ialah komitmennya dalam menjaga keseimbangan alam. Banyak program-program CSR yang dilakukan, mulai dari bidang lingkungan, sampai sosial. Bukti nyata dari kepedulian Pertamina dalam lingkungan salah satunya adalah Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC)  yang sedang digalahkan.

Selaras dengan visi Pertamina sebagai perusahaan energi nasional kelas dunia, maka komitmen dan kepedulian Pertamina terhadap Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility) merupakan kontribusi Pertamina secara maksimal terhadap masalah global yaitu Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).

Kutipan itu Aku ambil dari situs resmi Pertamina. Aku ingat betul, dulu saat mata kuliah CSR, dosen Aku pernah bilang bahwa perusahaan yang benar-benar menjalankan CSR dengan sungguh-sungguh itu hanya sedikit, kebanyakan menjalankan CSR hanya sekedar pemenuhan regulasi. Tapi, berbeda dengan Pertamina. Aku bangga dengan Pertamina.

Pertamina Sobat Bumi

sumber: pertamina.com

Merupakan tema dari kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility). Maknanya yaitu sebuah rasa peduli terhadap kelestarian lingkungan khususnya bumi tempat kelangsungan makhluk hidup di atasnya untuk kepentingan generasi yang akan datang. Issue yang diambil dari program CSR Pertamina terfokus dalam 4 pilar, diantaranya:
1. Green Village (Pemberdayaan ekonomi masyarakat)  
2. Pertamina SEHATI (Kesehatan)
3. Bright With Pertamina (Pendidikan) dan ecopreneurship.

Sehebat apapun Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) Aku yakin tidak akan berhasil jika tanpa dukungan penuh dari Kita. Oleh karena itu yuk kita mulai sadar lingkungan, dan bergabung dalam Generasi Langit Biru, tanpa ragu gunakan Pertamax! 😉



Terimakasih telah berkomentar dengan sopan :)
EmoticonEmoticon