Cara membuat JSA (Job Safety Analysis) - Radarhijau

Zero Waste, Health, Science, Movie, Business and Tips!

Latest Update
Fetching data...

Saturday, October 7, 2017

Cara membuat JSA (Job Safety Analysis)

Apa itu JSA (Job Safety Analysis)?

Cara membuat JSA (Job Safety Analysis)
Analisis Keselamatan Kerja (Job Safety Analysis / JSA) adalah analisis kualitatif prosedur pekerjaan
yang bertujuan untuk:
1. Identifikasi bahaya dan potensi kecelakaan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
2. Menetukan peralatan dan kontrol yang tepat untuk mengurangi risiko.
Di dalam JSA juga terdapat sebuah deskripsi potensial konsekuensi atau  peringkat risiko dari potensi kecelakaan dan bahaya yang diidentifikasi.
close-up-of-telephone-booth-257736
Sumber gambar :pexels.com

JSA itu sendiri memiliki nama-nama lain, diantaranya:
1. Job Hazard Analysis (JHA)
2. Safe Job Analysis (SJA)
3. Task Hazard Analysis (THA)

Tujuan JSA

Tujuan JSA adalah untuk:
  1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya yang mungkin telah diabaikan selama disain pekerjaan prosedur, mesin, peralatan, dll.
  2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya yang disebabkan oleh perubahan dalam prosedur kerja atau personel.
  3. Mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya yang mungkin telah berkembang setelah pekerjaan awal dilakukan.

Tujuan utama JSA adalah untuk menemukan cara yang aman dalam melakukan suatu pekerjaan.

Pelaksanaan JSA 

1. JSA dilakukan oleh sebuah tim, terdiri dari:
  • Pekerja yang benar-benar melakukan pekerjaan tersebut (pekerjaan yang akan dianalisis)
  • Supervisor
  • Keamanan staf, 
  • Berbagai ahli (jika diperlukan)
2. Analisis utama dilakukan dalam satu pertemuan, atau lebih.
3. Hasilnya dicatat pada lembar kerja JSA tertentu (atau dalam program komputer).

Prosedur JSA

JSA biasanya terdiri dari beberapa langkah berikut:
1. Prasyarat JSA

  • Menetapkan tim JSA
  • Pilih, definisikan, dan batasi pekerjaan yang akan dianalisis
  • Kumpulkan informasi latar belakang yang diperlukan
  • Pilih lembar kerja JSA yang sesuai

Berikut adalah contoh dari lembar kerja JSA:

Download file Lembar Kerja JSA (Blanko):
Link: Download
*catatan: Lembar Kerja JSA bentuknya bermacam-macam, dapat dimodifikasi/disesuaikan dengan kebutuhan.

Tim JSA
Tim JSA dapat terdiri dari:

  • Pemimpin tim (fasilitator) dengan kompetensi dan pengalaman di metode yang akan digunakan.
  • Seorang sekretaris yang akan mencatat temuan (fungsi ini mungkin terkadang dilakukan oleh pimpinan tim).
  • Anggota tim (2-10 orang) yang dapat memberikan kebutuhan pengetahuan dan pengalaman pekerjaan yang dianalisis, dan peralatan dan proses yang terkait.
2. Membagi pekerjaan menjadi uraian langkah-langkah kegiatan.

  • Pekerjaan harus dibagi menjadi urutan langkah-langkah terpisah.
  • Pendugaan harus digunakan untuk menghindari langkah-langkah kegiatan yang terlalu banyak (cukup dengan kurang dari 10 langkah).
  • Sertakan setiap langkah, dari awal sampai akhir.
  • Setiap langkah harus menceritakan apa yang telah dilakukan, bukan mengapa hal itu dilakukan.
  • Jelaskan langkah-langkah dengan kata kerja seperti: menyisipkan, memasang, mengangkut, membuka, menghapus, dll.
  • Verifikasi langkah-langkah yang terekam dengan atau lebih banyak pekerja untuk memastikannya
  • kelengkapan dan akurasi.

Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan terburuk diprioritaskan dan seharusnya
dianalisis dulu!

  • Frekuensi Kecelakaan. Sebuah pekerjaan yang telah berulang kali menyebabkan kecelakaan adalah kandidat untuk JSA yang diutamakan.
  • Kecelakaan Parah. Setiap pekerjaan yang telah menghasilkan Kehialangan Waktu Kerja/ Lost Time Injury (LTI) atau perawatan medis/ Medical Treatment Injuri (MTI) seharusnya perlu dianalisis.
  • Kecelakaan potensial. Setiap pekerjaan dengan potensi kecelakaan parah harus dianalisis (misalnya, pekerjaan yang melibatkan pengangkatan alat berat).
  • Pekerjaan baru. pekerjaan tidak rutin (pekerjaan yang dilakukan hanya sesekali), atau perubahan pekerjaan. Ini juga merupakan kandidat utama untuk JSA.
  • Pekerjaan rutin. Pekerjaan rutin dengan bahaya yang melekat pada pekerja.

3. Identifikasi bahaya, kondisi tidak aman, dan praktik kerja yang tidak aman
terkait dengan setiap langkah

  • Berikut tentang identifikasi pekerjaan (objek analisis) harus disediakan:
  • Ringkasan deskripsi pekerjaan dan tujuan pekerjaan.
  • Peninjauan tugas awal (misalnya, pengamatan pekerjaan dan lokasi yang dibuat oleh pimpinan tim). Laporan review mungkin sebaiknya dilengkapi dengan foto dan video.
  • Daftar pelatihan yang diperlukan untuk akses ke lokasi kerja, mengoperasikan peralatan / kendaraan, bekerja di tempat yang tinggi, dll.
  • Daftar pelindung pribadi yang dibutuhkan / direkomendasikan peralatan melawan bahaya saat melakukan pekerjaan di lokasi yang ditentukan

4. Identifikasi kemungkinan konsekuensi yang terkait dengan setiap langkah
Sebelum analisis dimulai, pengumpulan informasi mungkin perlu dilakukan wawancara

  • Prosedur tertulis
  • Manual
  • Pengamatan pelaksanaan langkah kerja
  • Review laporan dari kecelakaan dan insiden

Selama identifikasi bahaya, tim JSA harus bertanya pertanyaan seperti:
Apa yang salah?
Apa konsekuensinya?
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Mungkin ada faktor lain yang berkontribusi?
Seberapa besar kemungkinan bahaya itu akan terjadi?
Tindakan pengaman apa, jika ada, saat ini?

5. Evaluasi bahaya
Evaluasi bahaya yang sebelumnya sudah diidentifikasi.

6. Tentukan tindakan pencegahan atau pengendalian yang diperlukan untuk kontrol
masing-masing bahaya diidentifikasi
Di dalam menentukan tindakan pencegahan atau pengendalian, untuk mempermudah biasanya diterapkan metode Hierarki Pengendalian.
Berikut adalah hierarki pengendaliannya:

a) Eliminasi
    Merupakan pengendalian bahaya dengan cara menghilangkan sumber bahaya tersebut. Contoh: Membuang sisa puing-puing bangunan.
b) Subtitusi
    Merupakan pengendalian bahaya dengan cara mengganti sumber bahaya dengan hal lain yang lebih aman. Contoh: Mengganti mesin yang menghasilkan kebisingan tinggi dengan mesin yang menghasilkan kebisingan lebih rendah.
c) Rekayasa Enginereeng
    Merupakan pengendalian bahaya dengan cara mengatasi sumber bahaya dengan rekayasa teknik/ teknologi. Contoh: Memasang katup deteksi kebocoran pada selang gas.
d) Administratif
    Merupakan pengendalian bahaya dengan cara menerapkan SOP (Standar operasional) di setiap pekerjaan. Contoh: Memasang label khusus di setiap botol/wadah bahan berbahaya.
e) Alat Pelindung Diri
    Merupakan pengendalian bahaya dengan cara menggunakan alat pelindung diri saat melakukan suatu pekerjaan. Contoh: Menggunakan kacamata gelap saat mengelas besi.

Tipe pengendalian tersebut harus dilakukan secara hierarki (utamakan no 1 dulu, baru ke nomor berikutnya jika pada no 1 masalah masih belum bisa terselesaikan).

7. Ringkaskan dan tindak lanjut dari temuan.
Berisi ringkasan dan catatan tindak lanjut dari uraian JSA.



Manfaat JSA


  • Mengidentifikasi bahaya aktual dan potensial yang terkait dengan pekerjaan, dan
  • membantu menentukan pengelolaan suatu resiko pekerjaan
  • Memberikan pelatihan individu dalam perlindungan kerja yang aman dan efisien
  • Mempersiapkan observasi keselamatan terencana
  • Pelatihan pekerja baru di tempat kerja
  • Memberikan instruksi pra-pekerjaan pada pekerjaan
  • Mengkaji prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi
  • Mempelajari pekerjaan untuk kemungkinan perbaikan metode pekerjaan
  • Mengidentifikasi perlindungan apa yang harus dilakukan
  • Pengawas belajar mengenai pekerjaan yang mereka awasi
  • Meningkatkan keterlibatan pekerja dalam proses keselamatan
  • Partisipasi pekerja dalam keselamatan di tempat kerja
  • Sikap positif tentang keselamatan

Catatan:
Jika ada aspek pekerjaan yang berubah sehubungan dengan materi baru, peralatan baru, metode baru, JSA harus dilakukan lagi. Jika terjadi kecelakaan serius pada pekerjaan, JSA baru dapat membantu
mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan menentukan cara untuk mencegah insiden yang akan terjadi. JSA harus dilakukan secara periodik. 

JSA Logo from Google Play
Sumber gambar: Google Play

Refrensi:
Marvin Rausand. 2005. Job Safety Analysis. Department of Production and Quality Engineering
Norwegian University of Science and Technology

Materi Kuliah Teknik dan Manajemen Lingkungan Vokasi IPB. 2017

Terimakasih telah berkomentar dengan sopan :)
EmoticonEmoticon