ANALISIS CURAH HUJAN TITIK DAN CURAH HUJAN WILAYAH - Radarhijau

Zero Waste, Health, Science, Movie, Business and Tips!

Latest Update
Fetching data...

Friday, September 23, 2016

ANALISIS CURAH HUJAN TITIK DAN CURAH HUJAN WILAYAH

gambar ilustrasi
Gambar Ilustrasi

ANALISIS CURAH HUJAN TITIK

Definisi curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima oleh permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan perembesan ke dalam tanah (Handoko 1995). Pengukuran curah hujan pada tiap stasiun pengamatan hujan akan menghasilkan nilai curah hujan titik yang dianggap mewakili nilai curah hujan untuk radius tertentu yang bergantung dari letak stasiun, topografi wilayah dan sebaran (tipe) hujan pada wilayah tersebut. Daerah yang berbukit-bukit memerlukan stasiun yang lebih rapat daripada daerah yang datar, karena daerah belakang angin tidak dapat diwakili oleh daerah hadap angin.

Analisis curah hujan titik adalah analisa data hujan yang dikumpulkan oleh satu stasiun sebagai individu (Murdiyarso 1980). Karakteristik hujan adalah hal-hal yang menyangkut jeluk (depth) curah hujan yang dihubungkan dengan dimensi waktu dan ruang. Karakteristik data hujan yang dibutuhkan antara lain :

1. intensitas - menyangkut jeluk hujan persatuan waktu
2. frekuensi - menyangkut banyaknya kejadian hujan dalam selang waktu tertentu
3. distribusi - menyangkut daerah persebaran hujan dan pola penyebaannya
4. duration - menyangkut lama nya hujan pada tiap kejadian

Baca juga: Contoh Perhitungan Analisis Hujan Titik

ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH

Curah hujan yang dibutuhkan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan hanya curah hujan pada satu titik tertentu saja.
Nilai curah hujan rata-rata yang jatuh di suatu kawasan tertentu disebut curah hujan wilayah. Untuk mengetahui rata-rata curah hujan wiayah (misalnya daerah aliran sungai) diperlukan data curah hujan dari beberapa stasiun yang berada pada wilayah tersebut (Handoko 1993).
Penentuan curah hujan wilayah dapat dilakukan dengan menggunakan metode :

1. Metode Aritmatik
Merupakan metode yang paling sederhana, didasarkan pada pengertian bahwa tiap stasiun di daerah tersebut menerima curah hujan untuk seluruh daerah, sehingga dalam perhitungannya tiap stasiun diberi bobot sama (Murdiyarso 1980). Metode ini sesuai untuk daerah yang topografinya datar dan distribusi hujan tersebar merata.

2. Metode Poligon Thiessen
metode ini memberikan nilai bobot pada tiap stasiun dengan memberi batasan berupa polygon. Poligon pembatas ini dibuat dengan menarik garis berat atas garis yang mneghubungkan setiap stasiun. Digunakan jika titik-titik pengamatan di dalam daerah kajian tidak tersebar merata. Metode ini mengabaikan efek topografi dan satu poligon mewakili oleh satu stasiun penakar hujan.

3. Metode Isohyet
Isohyet adalah garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama. Metode ini merupakan pendekatan presipitasi wilayah yang terbaik, dengan syarat jumlah stasiun penakar hujannya memadai dan peletakannya mempertimbangkan topografi setempat.

sumber: Dasanto Bambang Dwi, Muin Sisi Febriyanti. 2013. Modul MATA KULIAH: HIDROLOGI. Program Diploma IPB. Bogor

Terimakasih telah berkomentar dengan sopan :)
EmoticonEmoticon